Tips Melakukan Pinjaman dengan Aplikasi Pinjaman Online

Pertumbuhan fintech di Indonesia terus berkembang dengan pesat. Terbukti saat ini masyarakat Indonesia bisa dengan mudah untuk mendapatkan pinjaman secara online. Mengajukan pinjaman secara online memang sah-sah saja. Namun, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini sebelum melakukan pinjaman melalui aplikasi pinjaman online agar tetap aman ketika mendapatkan pinjaman.

1. Gunakan Aplikasi Terpercaya

Saat ini ada banyak sekali aplikasi yang menawarkan bantuan pinjaman secara online dengan mudah. Namun, tidak semua aplikasi tersebut aman untuk digunakan. Beberapa aplikasi menawarkan pinjaman dengan sangat mudah hingga membuat konsumen terlena. Pada ujungnya, konsumen dibuat kesulitan membayar karena berbagai hal.

Aplikasi yang terpercaya adalah aplikasi yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Dilansir dari rancahpost.com, setidaknya saat ini ada delapan aplikasi pinjaman yang sudah terbukti terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Aplikasi yang sudah terdaftar di OJK tidak akan memberikan beban yang berlebihan kepada konsumennya dan dijamin keamanannya oleh OJK.

Otoritas Jasa Keuangan merupakan sebuah lembaga yang ditunjuk oleh negara untuk mengatur tentang perlindungan konsumen di bidang keuangan. Salah satu yang diatur adalah perihal bunga yang tidak boleh di atas batas wajar. Oleh sebab itu, hanya aplikasi-aplikasi yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sajalah yang terbukti aman.

2. Perhatikan Syarat dan Ketentuan

Setelah melihat berbagai aplikasi yang menawarkan pinjaman online, selanjutnya perhatikan syarat dan ketentuan yang diajukan oleh aplikasi tersebut. Setiap aplikasi pasti memiliki syarat dan ketentuan sendiri-sendiri yang bisa dibaca oleh para penggunanya, tak terkecuali aplikasi pinjaman online. Perhatikan dengan betul setiap isi dari syarat dan ketentuannya agar tidak terjadi hal yang merugikan di kemudian hari.

Beberapa hal yang perlu dicurigai adalah ketika aplikasi tersebut meminta akses terhadap berbagai hal ada smartphone konsumen. Otoritas Jasa Keuangan sudah mengatur batasan-batasan akses yang bisa dilakukan oleh aplikasi terhadap smartphone konsumen. Aplikasi yang meminta akses berlebihan sangat berbahaya dan dapat dicurigai telah keluar dari regulasi yang dibuat oleh OJK.

3. Memiliki Layanan Konsumen

Sama seperti pinjaman secara offline melalui bank atau perusahaan P2P lainnya, aplikasi pinjaman online juga wajib memiliki Layanan Konsumen. Pastikan juga aplikasi yang digunakan untuk mengajukan pinjaman memiliki layanan konsumen yang jelas dan bisa dihubungi dengan mudah. Aplikasi yang terpercaya memiliki nomor telepon, email, bahkan alamat kantor yang jelas.

Adanya Layanan Konsumen ini juga menjadi salah satu syarat yang diatur oleh OJK. Dengan adanya Layanan Konsumen ini membuat konsumen mudah untuk melakukan komunikasi terkait dengan status pinjaman yang diajukan. Adanya Layanan Konsumen ini menjadi bukti bahwa aplikasi tersebut tidak hanya mementingkan keuntungan semata, tetapi juga bertujuan untuk membantu konsumennya.

4. Pelajari Bunga dan Biaya Pinjaman

Satu hal yang juga wajib diperhatikan adalah mempelajari bunga dan biaya pinjaman yang diajukan oleh aplikasi pinjaman online. Otoritas Jasa Keuangan telah mengatur agar bunga pinjaman tidak berlebihan yang berpotensi menyebabkan konsumen mengalami kesulitan pembayaran. Sesuai ketentuan yang sudah disepakati, bunga untuk pinjaman online dibatasi 24% perbulan flat atau 0,8% per hari maksimal.

Memahami bunga dan biaya pinjaman ini penting agar di kemudian hari tidak ada komplain terkait tingginya bunga dan tempo bayar pinjaman. Aplikasi yang mematok bunga terlalu tinggi sangat berbahaya karena bisa membuat konsumennya kesulitan untuk membayar pinjaman beserta bunganya.

Melakukan pinjaman online sebaiknya perlu berhati-hati. Pastikan aplikasi yang dituju telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Dengan begitu, konsumen akan tetap terlindung akan hak-haknya yang berkaitan dengan pinjaman online.

Check Also

Cara Kerja PLTS

SUN Energy Review : Cara Kerja PLTS dan Bedanya dengan Listrik Konvensional

Berdasar letak geografis Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa, maka seharusnya pembangunan pembangkit listrik tenaga …