Daftar Startup Terbaik dan Terbesar di Indonesia Bergelar Unicorn

apps (image: GETTY IMAGES)

Startup tumbuh menjamur di Indonesia belakangan ini. Bahkan kabar baiknya, salah satu perusahaan startup baru saja berhasil menyandang gelar Unicorn.

Hal ini tentu menambah daftar perusahaan rintisan (startup) yang berhasil menyandang gelar Unicorn.

Jika sebelumnya Indonesia sudah memiliki empat startup terbesar yang bergelar Unicorn, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak, kini dengan tercatatnya OVO sebagai salah satu startup terbesar asal Indonesia yang menyandang gelar Unicorn sebelum akhir 2019, maka lengkap sudah jumlahnya menjadi lima sesuai target Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Sekadar informasi, Unicorn sendiri merupakan sebuah istilah yang familiar dalam perusahaan startup. Istilah Unicorn dapat disebut untuk mengukur tingkat kesuksesan sebuah startup.

Sebab, keberadaan startup di era digital sudah tak dapat lagi dipandang sebelah mata. Karena, berbagai startup telah terbukti berhasil mengimbangi kesuksesan perusahaan-perusahaan besar lain.

Unicorn adalah gelar atau istilah yang diberikan pada suatu perusahaan startup yang memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup terbesar, bukan sekadar pendanaan yang diraih dari investor) lebih dari USD 1 miliar atau setara dengan Rp14,1 triliun.

Semua startup ini tersebar di berbagai belahan dunia termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Jerman, India, Kanada, Inggris, dan Singapura. Startup ini pun menggeluti bidang yang bervariasi, seperti keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, dan bahkan games.

Tiga startup terbesar pertama di Indonesia yang bergelar Unicorn adalah Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Bahkan salah satu diantaranya, yakni Gojek, telah menyandang gelar Decacorn.

Sebelum mengetahui lebih lengkap mengenai masing-masing perusahaan startup terbesar asal Indonesia yang menyandang gelar Unicorn, yuk ketahui lebih dahulu beberapa tingkatan perusahaan startup yang menggambarkan nilai valuasi yang dimiliki oleh perusahaan, seperti dikutip dari Liputan6.com:

1. Level Cockroach

Level pertama dalam tingkatan startup adalah Cockroach atau kecoa. Perusahaan yang disebut sebagai Cockroach ini merupakan perusahaan yang masih kecil atau baru saja dirintis. Sehingga nilai valuasi yang dimiliki oleh perusahaan ini masih terbilang sedikit.

Namun meski nilai valuasi masih kecil, perusahan-perusahan yang dalam kategori ini biasanya ulet dan juga giat untuk tetap mempertahankan perusahannya.

Dalam level ini, biasanya para pendiri akan menarik angel investor atau para pemodal yang mulia atau seseorang yang memberikan modal untuk bisnis perusahaan rintisan atau yang sedang bertumbuh.

Biasanya para angel investor ini akan diberi imbalan obligasi koncersi atau ekuitas kepemilikan.

2. Level Ponies

Level selanjutnya ialah level Ponies atau kuda poni. Ponies sendiri merupakan istilah yang digunakan bagi sebuah perusahaan yang memiliki nilai valuasi hingga 10 juta dollar atau berkisar Rp140 miliar.

Tentu saja perusahaan ini merupakan perusahaan yang telah berhasil mengembangkan startup miliknya.

Apabila sebuah perusahaan dalam level ini bisa bertahan, maka kemungkinan untuk menaikkan nilai dari valuasi juga semakin besar. Hal ini dikarenakan para investor tentu saja akan lebih tertarik untuk menanamkan modal agar nilai valuasi menjadi lebih besar.

3. Level Centaurs

Centaurs sendiri merupakan makhluk dalam kisah mitologi Yunani. Ia adalah makhluk yang memiliki badan kudan namun berkepala manusia.

Dalam level Centaurs, sebuah perusahaan haruslah memiliki nilai valuasi hingga 100 juta dollar atau sekitar Rp1,40 triliun.

Tentu saja jika perusahaan ini dapat bertahan dengan nilai valuasi hingga 100 juta dollar, maka para investor besar kelas besar pun akan tertarik untuk mananamkan modal. Karena bila banyak modal yang ada dalam perusahaan tersebut, kemungkinan untuk menambah nilai valuasi pun semakin besar.

4. Level Unicorn

Kasta Unicorn dalam sebuah perusahaan startup sendiri tergolong besar. Karena masih sedikit perusahaan-perusahaan yang bisa menembus level ini.

Unicorn sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk perusahaan yang telah memiliki nilai valuasi sebesar 1 miliar dollar atau sekitar Rp 14 triliun.

Di Indonesia sendiri, saat ini terdapat lima perusahaan yang telah berada dalam level Unicorn.

Kelima Unicorn tersebut jika diurutkan berdasarkan besaran valuasi sebagai berikut:

  1. Gojek dengan valuasi USD 10 miliar atau setara dengan Rp141,46 triliun.
  2. Tokopedia dengan valuasi USD 7 miliar atau setara dengan Rp99 triliun.
  3. OVO dengan valuasi USD 2,9 miliar atau setara dengan Rp41 triliun.
  4. Traveloka dengan valuasi USD 2 miliar atau setara dengan Rp28,2 triliun.
  5. Bukalapak dengan valuasi USD 1 miliar atau setara dengan Rp14,14 triliun.

Menurut Ketua Umum Indonesian E-commerce Association (idEA) Ignatius, ada tiga syarat yang dipenuhi untuk menjadi Unicorn. Pertama, startup tersebut harus memiliki transaksi yang besar dengan jumlah putaran uang yang tak kalah besar. Kedua, frekuensi transaksi pun harus besar. Ketiga, luasnya layanan konsumen.

5. Level Decacorn

Level Decacorn sendiri merupakan level bagi perusahaan startup yang memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dollar setara dengan Rp 140 triliun. Tentu saja perusahaan yang telah mencapai level ini merupakan perusahaan besar.

Selain itu, apabila perusahaan startup telah mencapai level ini, maka akan semakin sulit untuk mencari para investor. Hal ini tentu saja para investor harus memiliki kapasitas dana yang besar.

6. Level Hectocorn

Perusahaan startup yang memiliki level Hectocorn sendiri merupakan perusahaan yang memiliki nilai valuasi sebesar 100 miliar dollar atau sekitar Rp1,400 triliun. Tentu saja perusahaan ini merupakan perusahaan level dunia.

Beberapa perusahaan startup terbesar di dunia yang telah mencapai level Hectocorn, seperti Google, Apple, Microsoft, serta Facebook.

Perusahaan yang mampu mencapai level ini biasanya lahir hanya 1 hingga 3 perusahaan saja untuk setiap tahunnya.

5 Startup terbesar Bergelar Unicorn di Indonesia

startup

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasan tentang kelima startup asal Indonesia yang telah menyandang gelar Unicorn:

1. Gojek

logo Gojek

Gojek dirintis Nadiem Makariem pada 2010 silam. Perusahaan yang bernaung di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini merupakan startup asal Indonesia pertama yang menyabet gelar Unicorn. Tidak butuh waktu lama bagi perusahaan aplikasi PT Gojek Indonesia untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat.

Gojek pada awalnya fokus di bidang transportasi (GoRide dan GoCar). Kemudian perusahaan aplikasi ini berusaha menuju one-stop service application, yakni pelanggan dapat melakukan pemesanan pelbagai jasa hanya dari satu aplikasi yang mana aneka layanan tersebut bertujuan untuk mempermudah aktivitas pelanggan, seperti GoFood, GoSend, serta GoMassage. Dalam waktu lima tahun, ia berkembang pesat.

Kontroversi mengiringi setiap langkahnya, mulai dari protes oleh pengemudi taksi hingga masalah keamanan dalam aplikasi. Namun, Gojek tetap melenggang.

Langkah Gojek bisa jadi semakin melebar dan bahkan berhasil meraih gelar Unicorn setelah perusahaan itu menerima kucuran dana sekitar USD 550 juta atau setara Rp7,2 triliun dari sejumlah investor pada 4 Agustus 2016. Misalnya, Formation Group, Sequoia Capital India, dan Warburg Pincus.

Bahkan menurut informasi yang dilansir Tech in Asia, Gojek telah mendapatkan pendanaan sebanyak empat putaran pada periode 2015-2017. Namun demikian, tiga di antaranya bersifat tertutup (disclosed). Adapun putaran pendanaan berlangsung pada pertengahan 2016.

Jika menilik tanggal kelahirannya, Gojek menyandang status “Unicorn” setelah sekitar 6 tahun berdiri. Tak berhenti di situ, pada 4 Mei 2017 Gojek kemudian memperoleh suntikan dana tambahan senilai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp15,6 triliun dari Tencent Holding dan JD.com. Ini membuat total pendanaan yang sukses diraih Gojek berada di angka USD 1,75 miliar, yang merupakan nilai tertinggi di antara Unicorn Indonesia yang lain.

Gojek pun sudah melebarkan sayapnya ke luar Indonesia, seperti Singapura, Vietnam (dengan nama Go-Viet), dan Thailand (dengan nama Get!).

Kini, Gojek merupakan salah satu aplikasi berbagai tumpangan (ride hailing) terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Gojek bahkan juga mengembangkan berbagai layanan lain termasuk dompet digital, yakni Go-Pay.

Rival terbesar Gojek saat ini hanya Grab yang pada tahun lalu mengakusisi Uber.

Hingga saat ini, Gojek sudah menyandang gelar Decacorn, sebutan bagi startup yang memiliki valuasi di atas USD 10 miliar.

2. Tokopedia

Tokopedia lahir setahun lebih awal daripada Gojek, tepatnya pada tahun 2009. Tokopedia adalah perusahaan rintisan yang fokus di bidang e-commerce online-to-offline (O2O).

Tokopedia merupakan salah satu perusahaan startup terbesar yang berdiri di bidang bisnis marketplace, di mana memungkinkan setiap individu, toko kecil, dan brand untuk membuka dan mengelola toko daring.

Startup ini didirikan oleh William Tanuwijaya. Setelah delapan tahun berdiri, Tokopedia menyusul Gojek mendapatkan predikat Unicorn kedua di Indonesia.

Data yang dijabarkan dari Crunchbase mengungkapkan bahwa layanan online market place Tokopedia, kini secara keseluruhan telah memperoleh pendanaan senilai USD 1,347 miliar. Dari angka itu, investasi terbesar dicatatkan pada 17 Agustus 2017 lalu ketika Tokopedia memperoleh dana sebesar USD 1,1 miliar dari Alibaba Group.

Tokopedia memiliki misi “pemerataan ekonomi secara digital” dan kini diklaim telah memiliki lebih dari 90 juta pengguna aktif per bulan dan 6,4 juta penjual. Mereka punya sekitar 150 juta produk, 33 produk digital, dan 50 sistem pembayaran bagi para penggunanya.

E-commerce ini dikabarkan telah memiliki omzet triliunan rupiah setiap bulan. Kini, valuasi Tokopedia tercatat di angka USD 7 miliar atau sekitar Rp99 triliun.

Berdiri sekitar 10 tahun lalu, Tokopedia mendapatkan dukungan dari berbagai investor besar, seperti East Ventures, CyberAgent Ventures, Beenos, Sequoia Capital, dan SoftBank.

3. Traveloka

Menyusul Gojek dan Tokopedia, startup terbesar selanjutnya yang mendapatkan predikat Unicorn adalah Traveloka. Traveloka lahir dari tangan tiga profesional yang bekerja di Microsoft, NetSuite, dan LinkedIn.

Perusahaan startup yang didirikan oleh Ferry Unardi serta dua temannya, yaitu Derianto Kusuma dan Albert Zhang pada tahun 2012 ini memang terbilang masih muda. Perusahaan startup ini berdiri di bidang layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.

Selain menyandang predikat Unicorn dan menjadi startup Indonesia termuda yang mampu meraih gelar Unicorn hingga saat ini, perusahaan rintisan yang fokus di bidang perjalanan dan pemesanan hotel ini, juga diklaim sebagai startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar Unicorn.

Predikat Unicorn itu Traveloka raih selepas Expedia, layanan sejenis (perusahaan di bidang yang sama) yang populer di luar negeri, mengucurkan dana senilai USD 350 juta pada 27 Juli 2017 lalu. Ini membuat Traveloka total telah memperoleh pendanaan sebesar USD 500 juta.

Meskipun menjadi yang ke-3, menilik tanggal peluncuran, Traveloka dapat didaulat sebagai yang tercepat menjadi Unicorn. Gelar Unicorn diperolehnya selepas sekitar 5 tahun berdiri.

Saat ini, Traveloka memiliki sejumlah produk yang bisa melayani kebutuhan end-to-end para pelancong Tanah Air, mulai tiket pesawat, kereta api, bus, sewa mobil, hotel, kuliner, tiket bioskop, hingga kecantikan.

Layanan yang Traveloka sediakan bisa dinikmati di Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Berdasarkan data CBInsight, saat ini Traveloka memiliki angka valuasi sebesar USD 2 miliar atau setara Rp28 triliun.

4. Bukalapak

Di tempat keempat ada Bukalapak, perusahaan startup yang bergerak di bidang marketplace, yang menyediakan sarana jual-beli dari konsumen ke konsumen.

Startup yang lahir di awal tahun 2010 ini, didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid.

Bukalapak meraih gelar Unicorn setelah mendapat kucuran dana dari beberapa grup investor besar, salah satunya Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK dan 500 Startups.

iPrice Insight mencatat, Bukalapak merupakan e-commerce paling top nomor 2 di Indonesia dari sisi jumlah kunjungan pada data kuartal IV-2018.

Sejak kehadirannya, Bukalapak terus melakukan inovasi, salah satunya dengan membuka kantor terbaru di Bandung, Jawa Barat untuk pusat penelitian dan pengembangan. Selain itu, inovasi teknologi yang bakal dikembangkan di pusat riset ini adalah drone hingga kecerdasan buatan.

Adapun drone yang masih dalam tahap uji coba, nantinya akan digunakan untuk proses pengiriman. Selain itu, Achmad Zaky selaku CEO Bukalapak juga menuturkan dirinya memiliki ide untuk mengembangkan toko ritel tanpa pramuniaga (unmanned retail). Sekadar informasi, unmanned retail merupakan toko tanpa kasir yang seluruh proses pembeliannya dilakukan sendiri tidak dengan bantuan manusia.

Lebih jauh, Bukalapak juga punya layanan untuk membayar pajak kendaraan bermotor Pembayaran pajak ini, dilakukan untuk pemilik kendaraan di daerah Jawa Barat melalui layanan e-Samsat.

Selain itu, Bukalapak sendiri menurut Zaky, sejak awal berkomitmen untuk pengembangan usaha kecil. Namun, saat ini startup yang berpredikat Unicorn itu ingin menjadi perusahaan yang lebih peduli lingkungan.

Yang terbaru, Bukalapak baru saja memperoleh suntikan dana dari perusahaan asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Meski tidak disebutkan jumlahnya, suntikan pendanaan ini membuat valuasi Bukalapak diklaim menjadi lebih dari USD 2,5 miliar, sekitar Rp35 triliun.

Dalam sebuah video, Bukalapak mengklaim, sudah memproses ratusan juta transaksi dari jutaan pelapak yang ada di platformnya.

5. OVO

Pada awal 2019, Ketua Umum Indonesian E-commerce Association (idEA) Ignatius Untung telah memprediksi bahwa Unicorn kelima Indonesia berpotensi berasal dari fintech.

Sementara itu, Menkominfo Rudiantara dalam ajang Siberkreasi 2019, menyebutkan bahwa OVO sudah menjadi Unicorn asal Indonesia yang baru.

“Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya (sudah jadi Unicorn). Makanya, saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” ujar Rudiantara.

OVO, penyedia layanan pembayaran elektronik besutan Grup Lippo, ditaksir memiliki valuasi sebesar USD 2,9 miliar atau sekitar Rp41 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.146/USD) oleh firma analis perusahaan CB Insight. Angka tersebut, menurut CB Insight, sudah dicapai sejak 14 Maret 2018.

Baca Juga: Bahas Tuntas Potensi Startup di Indonesia saat ini

OVO merupakan salah satu startup terbesar layanan dompet digital yang menawarkan kemudahan bertransaksi di sejumlah mitra mereka. Platform ini juga bisa digunakan untuk pembayaran aplikasi Grab.

Jadi, startup bergelar Unicorn mana saja yang telah kamu gunakan?

Semoga setelah membaca artikel ini, kamu tak hanya ingin menjadi pengguna startup saja, tapi juga memotivasi kamu untuk menjadi salah satu pemilik startup besar. Ingat, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Teruslah berusaha!

Check Also

Call Center Bukalapak, Toko Online Paling Keren saat ini

Bukalapak Saat ini, sistem berbelanja online sangat digemari. Alasannya ialah, belanja via internet ini lebih …