Unsur Perhitungan Usaha Minuman Coklat yang Menggiurkan

Perhitungan Usaha Minuman Coklat

Coklat memang menjadi salah satu bahan pangan yang mudah diolah, dan minuman adalah salah satunya. Karena hal tersebutlah tidak heran jika kemudian banyak bermunculan usaha minuman coklat, dan karena itu jugalah akhirnya banyak yang ingin terjun ke usaha tersebut. Namun tentu sebelumnya harus mengetahui dahulu bagaimana perhitungan usaha minuman coklat.

Mengetahui Unsur Biaya yang Dikeluarkan

Tentunya untuk bisa melakukan perhitungan usaha minuman coklat ini terlebih dahulu pengusaha harus mengetahui biaya apa saja yang dikeluarkan. Dengan begitu, perhitungan yang dilakukan bisa menjadi lebih mudah dan sesuai. Perlu diketahui bahwa untuk memulai sebuah usaha ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan, dan berikut ini adalah biaya tersebut yang diantaranya:

1. Biaya Investasi

Pertama adalah biaya investasi atau biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli beberapa kebutuhan awal dari usaha yang dilakukan. Untuk usaha minuman coklat ini tentunya hal yang pertama harus dibeli adalah  gerobak. Lalu selanjutnya keperluan lainnya seperti dispenser untuk mengeluarkan air, beberapa gelas dan juga sedotan. Semuanya harus dihitung dengan baik.

2. Biaya Operasional

Selanjutnya adalah biaya operasional yang tentunya harus dikeluarkan sehari-hari. Misalnya seperti sedotan yang bisa saja habis, ataupun gelas untuk membuat minuman coklat. Tentunya ini harus diperhatikan. Buat saja perkiraan kira-kira berapa yang dibutuhkan dalam sehari, dan kemudian buat semua totalnya. Dari mulai harga yang paling rendah harga yang paling tinggi.

3. Biaya Tetap

Banyak yang bilang kalau biaya ini sama dengan biaya operasional, namun ada juga yang membuatnya berbeda. Contoh hal yang menjadi biaya tetap ini adalah biaya listrik, dan juga biaya air yang digunakan. Untuk biaya ini sering disebut juga sebagai fixed cost. Tentunya biaya ini harus dikeluarkan setiap bulannya tidak peduli libur atau tidak.

4. Biaya Variabel

Untuk biaya variabel sendiri merupakan biaya yang nantinya akan berhubungan langsung dengan penjualan. Karena itu jugalah biaya HPP atau harga pokok penjualan ini merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk bisa menentukan biaya ini. Hal yang dihitung dalam biaya HPP ini salah satunya adalah persediaan bahan baku dari awal sampai akhir.

5. Biaya Semi Variabel

Kalau untuk biaya yang satu ini bisa dikatakan sebagai biaya tetap, namun kadang berubah juga menjadi biaya variabel. Hal ini dikarenakan biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu. Misalnya saja perhitungan biaya upah kerja karyawan yang bisa berubah dikarenakan lembur. Tentunya untuk biaya lembur ini juga dihitung berbeda dengan gaji pokok karyawan.

Membuat Proyeksi Keuntungan

Selanjutnya adalah membuat proyeksi keuntungan yang bisa didapatkan dalam waktu sebulan. Sebagai contoh satu gelas minuman coklat di jual dengan harga Rp 7ribu per gelasnya, dan kemudian laku sebanyak 100 gelas dalam sehari. Itu artinya dalam sehari bisa mendapatkan pendapatan sebanyak Rp 700ribu, dan kemudian sebulannya bisa mendapatkan keuntungan Rp 21juta.

Dalam melakukan proyeksi keuntungan ini penting untuk membuatnya menjadi serealistis mungkin. Tentukan dari yang paling rendah, dan jangan langsung berharap terlalu tinggi. Karena kalau sudah melakukan kesalahan tersebut, maka kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan. Tentunya apabila sudah terjadi salah perhitungan, maka nantinya perhitungan usaha minuman coklat bisa menjadi salah.

Omset yang Bisa Didapatkan Sebulan

Kalau melihat dari data di atas, maka bisa dipastikan bahwa dalam sebulan pengusaha bisa mendapatkan keuntungan Rp 21juta. Namun hal tersebut belum dikurangi dengan biaya yang harus dikeluarkan sehari-hari. Ingat biaya tetap tadi, itulah biaya yang harus dikeluarkan begitu juga dengan biaya variabel dan juga biaya semi variabel, pendapatan bersih harus dikurangi itu semua.

Ambil contoh kalau untuk biaya tetapnya ada di Rp 5juta, dan kemudian untuk biaya variabelnya adalah Rp  3,5juta maka total dari keduanya adalah Rp 8,5juta. Sehingga nantinya pengusaha bisa menghitung seperti ini yakni Rp 21juta – Rp 8,5juta = Rp 12,5juta. Artinya Rp 12,5juta itu adalah keuntungan bersih yang bisa didapatkan dalam sebulan.

Menentukan BEP

Pertanyaannya tentu saja apakah dari hasil omset tersebut sudah bisa balik modal, maka di sini akan ditemukan jawabannya. Pengusaha harus bisa menentukan BEP atau break event point. Jadi ini merupakan perhitungan yang nantinya memberitahukan apakah pengusaha sudah balik modal atau belum, dan juga waktu dimana pengusaha tidak lagi mengalami kerugian.

Rumus untuk menghitung BEP ini sangat mudah, yakni:


BEP = Setoran awal/total laba bersih sebelum bunga dan pajakUntuk menghitung total laba bersih ini = total pendapatan bersih – total semua biaya yang dikeluarkan.

Jadi kalau dari rumus awal, maka perlu diketahui terlebih dahulu berapa modal awalnya. Untuk usaha minuman ringan ini sepertinya tidak terlalu mahal bahkan bisa dimulai dari Rp 30juta. Sehingga hasilnya bisa didapatkan yakni

BEP = Rp 30juta/Rp 12,5juta (didapatkan dari laba bersih yang sudah dikurangi dari semua biaya)

Jadi hasil dari BEP nya bisa didapatkan menjadi 2,5 bulan.

Itulah tadi semua pembahasan tentang perhitungan usaha minuman coklat yang bisa dilakukan. Dari situ juga bisa mendapatkan gambaran kalau usaha ini sudah bisa balik modal bahkan hanya dalam waktu 2,5 bulan saja, dan seperti yang dikatakan tadi dengan modal yang tidak terlalu besar.

Check Also

konsep jualan pakai mobil

5 Usaha dengan Konsep Jualan Pakai Mobil Agar Semakin Unik

Konsep jualan pakai mobil sebenarnya bukan hal baru dalam dunia usaha. Sudah banyak produk yang …